ilmu ukur tanah
contoh laporan IUT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Ilmu ukur tanah atau Geodesi bertujuan mengukur bagian-bagian dari permukaan
bumi, kalau panjang bagian tidak melebihi kira-kira 50 km, maka pekerjaan
tersebut disebut Geodesi rendah. Pada Geodesi rendah yang dipentingkan hanya
penentuan titik-titik dari tingkat rendah, sehingga titik itu dapat dibayangkan
dan digambarkan pada suatu bidang datar yaitu peta.
Praktek ilmu ukur tanah (Geodesi) kali ini Mahasiswa
dituntun untuk dapat mengetahui lebih mendetail lagi tentang pengukuran tanah
dan juga penentuan poligon yang ideal sesusai dengan kurikulum yang telah
ditentukan oleh Lembaga Politeknik Negeri Lhoksuemawe.
a) Jarak
Dapat diukur dengan menggunakan mistar, meteran, dan alat
optis (seperti waterpass dan theodolit ).
b) Ketinggain
Dapat diukur dengan menggunakan water pass (alat penyipat
datar ).
c) Sudut
Dapat diukur dengan alat theodolite.
Prinsip dasar pengukuran yaitu :
-
Perlu adanya pengecekan yang terpisah tidak cukup hanya satu kali pengukuran.
-
Tidak ada kesalahan-kesalahan dalam pengukuran.
1.2 Tujuan Praktek dan
Manfaat Praktek
Adapun tujuan Praktek mengukur tanah adalah :
1. Menentukan beda tinggi
permukaan tanah dengan menggunakan Theodolite dan Water Pass.
2. Membuat garis kontur berupa
peta dari sebidang tanah.
3. Membuat profil pada suatu
poligon untuk menetukan beda tinggi pada permukaan tanah, diantaranya profil
memanjang dan profil melintang.
4. Dapat membuat peta situasi
(site plant) dengan cara menetukan sudut bangunan yang nampak dan diterjemahkan
dalam bentuk data dan dalam bentuk gambar.
Adapun manfaat praktek ilmu ukur tanah adalah :
1. Setiap mahasiswa dapat
menggunakan alat theodolit
2. Mahasiswa juga dapat
menghitung jarak optis dan beda tinggi
Lokasi Pada Saat praktek
Lokasi praktek berada dilingkungan Politeknik negeri
Lhoksuemawe, yang mempunyai dataran, tanjakan (perbukitan) dan turunan yang sangat
baik sehingga Mahasiswa bisa mendapatkan ilmu yang lebih terarah dan bisa
beradaptasi dengan lingkungan untuk masa yang akan datang.
Dalam praktek ilmu ukur tanah (Geodesi) kali ini mahasiswa dituntun untuk dapat
mengetahui lebih mendetail lagi tentang pengukuran dan juga penentuan poligon
yang ideal sesuai dengan kurikulum yang telah dutentukan oleh Lembaga
Politeknik Negeri Lhokseumawe. Ruang lingkup dalam pelaksanaan praktek ini
banyak mentitikberatkan pada :
§ Penentuan sudut poligon.
§ Penentuan sudut bangunan.
§ Penentuan garis kontur.
§ Penentuan titik profil.
§ Penentuan kedataran tanah (water pass).
§ Penentuan dengan jarak bentangan (substancbar).
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Ukuran
Panjang
Sebagai dasar ukuran panjang diambil meter internasional
atau meter standar yang disimpan di Bereau Internasionale des Poids et Mesures
Bretuil dekat Paris. panjang meter standar itu ada seper sepuluh juta panjang
meridian dan merupakan jarak antara dua garis pada kedua ujung meter
standar.
Karena meter standar dibuat
dari logam, maka panjang meter standar akan dipengaruhi oleh suhu dan keadaan
lain dari udara. Maka pada konferensi ukuran dan berat internasional pada tahun
1927 ditentukan panjang 1 meter dengan menggunakan panjang gelombang garis
merah pad spektrum kadmium dalam udara yang kering, suhu sebesar 15 c dan
tekanan udara sebesar 760 mm tinggi air-rasa. gelombang garis merah kadmium ada
= 0,643,846.96
a.
Luas
Ukuran luas yang digunakan pada ilmu ukur tanah adalah :
1 m; 1a(are)=100m;1 ha (hektare)=10.000m dan 1 km=10m.
2.1
Penentuan Letak Tititk-Titik
Bila harus menentukan tempat beberapa titik dan titik-titik
itu semuanya letak diatas satu garis lurus, maka tempat titik-titik itu dapat
dinyatakan dengan jarak dari suatu titik yang letak diatas garis lurus itu
pula. Titik yang diambil sebagai dasar untuk menghitung jarak-jarak dinamakan
titik nol.
Karena titik-titik dapat diletakkan disebelah kiri dan
sebelah kanan titik 0, maka haruslah diberi tanda kepada jarak-jarak untuk
dapat membedakan dua macam jarak.
Umunya kepada titik-titik yang letaknya disebelah kanan
titik 0, diberi jarak dengan tanda positif dan kepada titik yang letaknya
disebelah kiri titik 0, diberi jarak dengan tanda negatif.
Cara kedua untuk menentukan tempat suatu titik ialah dengan menggunakan suatu
titik P yang tentu dan garis lurus PQ yang tentu pula. Maka tempat suatu titik
A ditentukan dengan jarak titik itu dari titik P dan dengan sudut yang dibuat
oleh PA dan PQ.
2.2
Water Pass
Instrumen (teropong) untuk survey pengukuran sifat menggunakan beberapa macam
lensa dalam sebuah instrumen. Sebuah instrumen yang merupakan gabungan
beberapa lensa dengan berbagai macam sinar dari target yang masuk menerobos
lensa kemata, namun dalam kontruksi yang baru, instrumen terdiri dari dua
tabung yaitu:
Tabung objektif dengan lensa objektif.
Tabung okuler dengan lensa okuler (dapat keluar masuk tabung
objektif)
2.2.1 Jenis Alat
Ukur Penyipat Datar
Jenis alat ukur penyipat
datar secara umum dapat dibagi tiga kelompok utama yaitu:
Dumpy level
Dumpy level adalah alat sifat datar yang ditempatkan
pada suatu tonggak dengan ujung silinder sehingga dapat mudah diputar.
Dumpy Nivo tabung, berpungsi untuk mengatur
kedudukan instrument pada kedudukan level.
Garis bidik
Plat segitiga, sebagai landasan utama yang rata, ditempatkan
diatas puncak skrup untuk pendataran dan merupakan barisan penyangga kedudukan
pengukur.
Skrup pengatur (bidik halus)
Landasan tripod, suatu dasar yang datar sebagai tempat alat
digabungkan dengan kaki.
2.2.2
Bagian-bagian instrument water pass
Instrument water pass
mempunyai beberapa bagian yaitu:
a) Bagian utama untuk pendataran.
Seperti halnya pada bagian sifat datar kekar bagian ini
dibuat sama terdiri atas tiga komponen yaitu:
-
Landasan kaki.
-
Peralatan untuk pengaturan.
-
Fribrarc.
b) Teropong
Sebagai suatu sifat dasar ungkit, maka teropong tidak
digabungkan dengan fribrarch secara kaku tetapi teropong tersebut disangga oleh
suatu pancang putar ditengah-tengahnya.
c) Nivo tabung.
Nivo tabung utama ditempatkan diatas atau pada sisi dari
teropong yang berfungsi.
d) Sifat Dasar Otomatis.
.
Dalam alat ukur sifat datar otomatis,garis bidik didatarkan secara otomatis
(dalam batasan tertentu) dengan memakai suatu alat kompensator optis yang
tergantung pada suatu bandul yang dislipkan kedalam berkas dari sinar melalui
teropong.
e) Prinsip Dasar Dari
Kompensator
Penempatan instrument
dilapangan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :
-
instrument diletakan diantara dua titik yang kan diukur beda tingginya.
-
Intrument diletakkan diantara dua titik yang dicari beda tingginya dengan
membidiknya kedua titik dan dihimpitnya.
-
Instrumen diletakkan diluar titik yang dihitunbg beda tingginya.
2.2.3 Pembacaan
Instrument Water Pass
Pembacaan instrument water pass dapat dilakukan dengan tiga
cara yaitu :
a) Membidik dan membaca bak
ukur.
1. Bidik dan arahkan teropong
secara kasar pada bak ukur yang didirikan pertikal pada suatu titik (patok)
yang telah ditentukan dengan menggunakan garis bidik yang ada dalam alat.
2. Bila bayangan kabur
perjelas dengan menggunakan sekrup atau memutar lensa objektif (fokus)
sedangkan benang silang perjelas denganmemutar sekrup pengatur diafragma.
3. Himpitkan benang diafragma
dengan sumbu bak ukur,dengan cara mengatur sekrup diafragma dengan sektup
penggerak halus.
4. lakukan pembacaan sebagai
berikut :
Misalnya
-
Benang Atas (BA) = 0,850
-
Benang Bawah (BB) = 0,350
-
Benang Tengah (BT) =0,600
5. Pembacaan bak ukur selesai
dan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
BA+BB = 2 BT , atau
BA-BT = BT-BB
6. Untuk memadatkan jarak
optis digunakan rumus :
Jarak optis = (BA – BB)x 100 Sin2 sudut zenith/vertikal.
Dimana :
BA = Benang atas
BB = Benang bawah
BT = Benag tengah
b) Membaca Skala
1. Perhatikan pembagian skala
lingkaran pada instrument tersebut.
2. tiap 10 0 dibagi
menjadi 10, berarti tiap bagian adalah 10 .
3. Baca skala lingkaran yang
ditunjukkan oleh garis indeks, misalnya indeks menunjukan pada puluhan
600 dan antara 5 dan 6 setiap bagian kecil berarti pembacaan menjadi
650 .
4. Harga bacaan menit
dikra-kirakan sesuai letak garis indeks, misalnya garis indeks terletak atara 5
dan 6 berarti 1 /2 0 /300 .
5. Pembacaan sekarang menjadi
: 600 + 50 + 1 /2 0 = 650 30’ 00” .
Data-data yang diperoleh berupa beda tinggi, jarak
belakang, jarak muka. Data beda tinggi diatas permukaan laut yang semua itu
ditunjukan untuk membuat profil memanjang dan profil malintang. Profil
memanjang yaitu irisan tegak lurus lapangan, tegak lurus sumbu proyek.
2.2.4 Alat dan
perlengkapan Water pass
a. Instrument water pass
Untuk membaca pengukuran beda tinggi, kontur, dan
lainnya.
b. Tripod (kaki tiga)
Untuk meletakkan water pass / theodolite.
c. Unting-unting
Untuk mengukur ketegakan dan keseimbangan alat water
pass ataupun theodolite pada patok yang telah ada.
d. Bak ukur / rambu ukur.
Untuk membaca tinggi rendahnya permukaan tanah.
e. Meter gulung ( 100 m)
Untuk mengukur antara patok satu dengan yang lainnya
f. Jalon
Untuk pengukuran profil baik melintang atau pun
memanjang yaitu untuk penandaan patok.
g. Patok.
Untuk menandakan titik-titik yang akan diukur.
h. Palu 5 kg
Untuk memukul patok kedalam permukaan tanah.
i. Alat tulis
Untuk menulis data yang diperoleh dilapangan.
2.3
Profil
Pengukuran profil adalah pengukuran ketinggian tanah secara
mendetail untuk mengetahui beda tinggi tanah, pada pengukuran ini akan kita
dapatkan ketinggian tanah secara jelas yang kemudian dapat digambarkan
beda tinggi tanah yang diukur dari ketinngian laut, pada pengukuran ini kita
dapat melihat letak perbukitan dan turunan secara jelas sesuai dengan bentuk
aslinya. Pengukuran profil juga bertujuan untuk mengetahui dimana tanah yang
harus dipotong dan dimana bagian tanah yang harus ditimbun yang berguna untuk
mendapatkan permukaan tanah yang datar yang kemudian akan dibangun sebuah
kontruksi bangunan.
2.3.1 Bentuk
Profil
A.
Profil Memanjang
Bertujuan untuk mengetahui beda tinggi permukaan tanah dalam
arah memanjang pada poligon.
B.
Profil Melintang
Bertujuan untuk mengetahui beda tinggi permukaan tanah
dalam arah melintang pada poligon.
Pada kedua profil ini mempunyai tujuan yang bersamaan, yaitu untuk mengetahui
tinggi rendahnya permukaan tanah pada suatu poligon ysng diukur dari permukaan
laut. Pembuatan profil-profil sangat diperlukan dalam pekerjaan Teknik Sipil.
Semua proyek sipil yang vital diperlukan data yang akurat untuk mengetahui
keadaan tanah dari lokasi-lokasi tersebut, oleh karena itu perlu didakan
pengukuran keadaan tanah untuk mengetahui dan mendapatkan data-data tersebut
digunakan sebagai Instrumen untuk keadaan lapangan. Instrumen terlebih dahulu
harus diperikasa kelengkapannya sehingga data yang diperolehtidak menimpang.
Dengan mempelajari dan melakukan peraktek pengukuran tanah
(surveying), kita dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang tersebut.
Pengukuran tanah merupakan hal yang penting dalam menentukan posisi tanah, pada
pengukuran tentunya banyak masalah baru yang harus dipelajari dan juga
diperhatikan, kesalahan-kesalahan dalam pengukuran jarak adalah cara dasar yang
paling banyak dilakukan dlam pengukuran yang pada dasarnya menitikberatkan pada
pengukuran panjang dan alat-alat yang digunakan menurut ketelitian dalam
menggunakannya sehingga memberi hasil yang pasti dan jelas, karena pengukuran
yang baik adalah pengukuran yang nilai kesalahannya kecil.
BAB III
PRAKTEK LAPANGAN
3.1 Membuat Garis Lurus Di Lapangan
Dengan adanya pengujian ini, kita dapat mengetahui apa yang
dimaksud dengan suatu garis di lapangan. Kita dapat mengenal dan menggunakan
alat-alat untuk membuat garis di lapangan. Kita dapat membuat garis lurus
antara dua titik di lapangan. Kita dapat memperpanjang garis lurus di lapangan.
Kita dapat membuat garis lurus dengan bidikan tidak langsung. Serta kita dapat
menetukan titik potong antara du garis lurus di lapangan.
3.2 Menentukan Titik Dilapangan
Untuk pekerjaan mengukur, baik pengukuran jarak maupun pengukuran sudut,
diperlukan titik dilapangan. Titik diatas permukaan bumi ini ada yang mempunyai
sifat tetap, ada pula yang mempunyai sifat sementara. Titik-titikyang dibuat
dilapangan harus dapat diketemukan denagan mudah.
Titik-titik yang berisfat tetap, sehingga selalu dapat digunakan untuk
pengukuran-pengukuran adalah :
1. titik-titik triangulasi yang dibuat didalam daerah
yang besar seperti di indonesia untuk tiap-tiap pulau.
2. titik-titik poligon yang dibuat pada daerah yang
kecil seperti didalam kota-kota.
Titik yang bersifat sementara diperlukan pada waktu
pengukuran, sebagai titik-titik penolong : titik-titik ini diberi tanda dengan
kayu sebesar 5x5 cm, 10x10 cm 15x15 cm yang ditanam didalam tanah
sedalam 0,50 ā 0,75 m. kayu-kayu ini dinamakan patok diberi tanda dengan cat
warna orange yang menyatakan tempat titik patok itu.
Supaya titik itu dapat kelihatan dari titik lainnya pada waktu dilakukan
pengukuran maka dapatlah digunakan beberapa cara seperti menggunakan sebatang
kayu yang panjangnya 2 sampai 3 m dan mempunyai lingkaran atau segitiga sebagai
penampang. Pada tiap-tiap10 m diberi warna orange, sehingga dapat dilihat dari
jauh.
3.2 Pemasangan Patok
3.2.1 Dasar Teori
Pada pemasangan patok perlu diketahui titik awal daerah yang
akan di pasang, tiap satu kelompok memasang patok berjumlah sepuluh buah patok
arah memanjang dengan jarak yang sama. Jarak pemasangan patok terbagi antara
tiga arah, arah memanjang, kesamping kiri, dan kesamping kanan. Titik-titik
pengukuran yang dibuat pada praktikum adalah bersifasst sementara, dan harus
diketemukan dengan dengan mudah .
Tiap titik yang memanjang diberi ukuran
10 m antara satu titik dengan yang lainnya, sedangkan untuk titik yang yang
kesamping kiri berukuran tidak menentu, tetapi pada dasarnya berukuran 10 m
juga. Hal tersebut dilakukan karena keadaan dilapangan tidak mendukung untuk
dibuat ukuran 10 m. pada titik yang kekanan juga tidak menentu.
3.2.2 Tujuan Pemasangan Patok
Ø Untuk memudahkan pada saat dilakukan pungukuran
dengan alat theodolit dan rambu.
Ø Mengetahui jarak pengukuran.
3.2.3 Peralatan Dan Bahan
§ Patok
§ Paku
§ Palu
§ alat tulis/cetakan
§ Unting-unting
§ Mesin gergaji potong
§ Pita ukur
3.2.4 Keselamatan Kerja
§ Praktek harus memakai seragam praktikum/pakaian kerja.
§ Mahasiswa harus memakai topi proyek
§ Praktek harus menyiapkan P3K
§ Membawa Payung
3.2.5 Langkah Kerja
§ Patok dibuat dari balok kayu ukuran 5/7 cm
§ Patok dipotong dengan panjang 30-40 cm
§ Kemudian patok ditancapkan pada titik-titik yang telah
ditentukan di atas dengan jarak antar patok 10 meter.
§ Kelurusan patok ditentukan melalui pandangan mata salah
satu anggota kelompok.
§ Setelah semua patok ditancapkan, patok di_cat semprot
dengan warna yang berbeda pada masing-masing kelompok
§ Diatas patok dipakukan paku payung
§ Patok siap untuk penandaan titik untuk diukur.
3.3 Mengukur Beda Tinggi
3.3.1 Tujuan.
Setelah melakukan pengukuran beda tinggi ( elevasi ),
mahasiswa diharapkan dapat :
Ø Menggunanakan alat instrument ( Waterpass ) dengan
baik
Ø Mengetahui teknik-teknik pembacaan benang-benang
waterpas
Ø Mampu Menghitung jarak dan beda tinggi setiap titik
3.3.2 Peralatan
dan bahan
Adapun peralatan dan bahan yang digunakan dalam mengukur
beda tinggi ini antara lain :
Ø Instrument Water pass
Ø Kaki tiga (trypot)
Ø Bak Ukur (rambu)
Ø Meteran 50 meter
Ø Meteran 100 meter
Ø Payung
Ø Kayu patok
Ø Cat Semprot
Ø Alat tulis
3.3.3 Langkah
Kerja
Ø Tentukan elevasi titik asal dengan mengguanakan Gps
Ø Letakkan kaki tiga (trypot) diatas patok 1 dan patok
2, kemudian letakkan instrument water pass
Ø Turunkan unting-unting dari bawah water pass
Ø Tarik pita ukur dari salah satu patok 1 atau patok
2, kemudian arahkan pita ukur ke ujung unting-unting dan catat jarak pada pita
ukur.
Ø Set nivo, untuk mengeteahui keseimbangan alat,
kemudian putar searah jarum jam sebesar 90o, apabila sudah seimbang putar
kembali searah jarum jam sebesar 180o dan apabila sudah seimbang putar lagi
searah jarum jam sebesar 360o.
Ø Salah satu anggota kelompok bersiap untuk memegang
bak ukur dan meletakkannya ke tanah tepat di sebelah patok 1, sedangkan satu
orang lagi meletakkan bak ukur disebelah patok 2.
Ø Arahkan lensa objek ke arah bak ukur pada patok 1
(belakang) dan baca nilai benang atas, benang bawah, dan benang tengah.
Misalnya : Benang
Atas (BA) = 1460
: Benang Bawah (BB) = 1300
: Benang Tengah (BT) = 1140
Ø Putar lensa objek ke arah bak ukur pada patok 2
(muka) dan baca nilai benang atas, benang bawah, dan benang tengah pada bak
ukur.
Ø Pindahkan insrtumen waterpass dan kaki tiga diantara
patok 2 dan 3.
Ø Lakukan langkah-langkah di atas untuk mengetahui
nilai-nilai benang atas, benang bawah, dan benang tengah pada bak ukur untuk
patok-patok berikutnya sampai diketahui nilai-nilai tersebut untuk setiap
patok.
Ø Penentuan bak ukur selesai dan harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
BA + BB = 2 BT, atau
BA – BT = BT – BB
Menghitung Jarak Optis
Jarak optis = (BA-BB) x 1000
Mengukur Tinggi Alat
Tinggi Alat = ( Elevasi titik awal + Rerata pada pembacaan
belakang )
Menghitung Elevasi
Menghitung Elevasi = ( Tinggi alat – Rerata pembacaan
muka)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktek, mahasiswa dapat mengenal
alat-alat yang digunakan dalam ilmu ukur tanah dan sudah dapat mempergunakan
sesuai dengan fungsi dan kegunaannya masing-masing dan dapat :
1. Membuat garis lurus di
lapangan
2. Mengukur beda tinggi
3. Pengukuran titik-titik
poligon
4. Pengukuran titik profil
5. Pengukuran site plant
Harapan kami dengan adanya praktikum pengukuran tanah ini
para mahasiswa untuk dapat mempergunakan alat-alat pada waktu mempraktekkannya
dilapangan sesuai dengan kondisi dan situasi lapangan.
4.2 Saran
1. Kami harap kepada dosen
pembimbing I dan II agar tidak meninggalkan mahasiswa sewaktu pelaksanaan
praktek.
2. Memberi pengarahan dan
petunjuk-petunjuk yang mendetail agar mahasiswa tidak kebingungan dalam
menjalankan praktek.
3. Menyediakan buku paduan
(jub sheet) bagi setiap mahasiswa agar mempunyai pedoman dalam menjalankan
praktek.
Komentar
Posting Komentar